pembelajarankreatif (PGMI IAI BBC)
internet positif
Sabtu, 11 Februari 2017
Sabtu, 23 April 2016
makalah pendekatan pembeljaran ipa
PENDEKATAN DALAM
PEMBELAJARAN IPA
Makalah ini diajukan sebagai salah satu
Tugas individu
Mata Kuliah Pembelajaran IPA MI/SD
Dosen Pengampu : Norman Bastian,M.Pd
Disusun oleh :
1.
Ahmad Rifa’i
2.
Isnaya Maulida
3.
Siti Khoiriyah
4.
Sitta Nuroktalia
Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
( PGMI)
Institut Agama Islam Bunga
Bangsa Cirebon
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendekatan inkuiri pada prinsipnya telah lama
digunakan dalam kehidupan manusia.Tidak sedikit penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dapat berguna untuk memperbaiki kehidupan manusia. Dalam
kehidupannya, seseorang dalam keluarga sejak masa kanak-kanak sering menanyakan
sesuatu, mencoba melakukan sesuatu, sehingga ia memperoleh kejelasan atau
menemukan jawabannya dari apa yang ingin diketahuinya. Jadi, sebenarnya potensi
untuk menyelidiki dan menemukan sesuatu telah banyak dimiliki seseorang sejak
kecil, namun sering terhambat oleh lingkungan keluarga dan sekolah yang kurang
memadai.
Orang tua
sering tidak melayani atau merasa terganggu, takut rusak, rugi dan sebagainya,
apabila anaknya banyak bertanya, mencoba melakukan sesuatu yang mungkin sampai
rusak.Para guru umumnya kurang mengembangkan metode inkuiri ini sehingga para
siswa di sekolah lebih banyak bersifat menerima informasi. Maka hal ini banyak
akan menghambat perkembangan potensi siswa.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa makna dari pendekatan?
2.
Apa yang di maksud dengan pendekatan
konstruktivisme?
3.
Apa yang di maksud dengan pendekatan
inquiri?
C.
Tujuan Makalah
1.
Mahasiswa dapat mengetahui makna
dari pendekatan.
2.
Mahasiswa dapat mengetahui
pendekatan konstruktivisme.
3.
Mahasiswa dapat mengetahui pendekatan inquiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pendekatan
Pendekatan menurut
Raka Joni pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek
kajian, sehingga berdampak ibarat orang memakai kaca mata dengan warna tertentu
pada saat memandang alam sekitar.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
(1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat pada siswa
(2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat
pada guru
Peranan
pendekatan pembelajaran adalah menyesuaikan antara tujuan pembelajaran, siswa,
latar belakang sosial dan budaya, sumber dan daya dukung dan lain-lain yang
tercakup dalam unsur-unsur input, output, produk dengan bahan kajian yang akan
di sajikan, sehingga pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan, menumbuhkan
rasa ingin tahu, memberikan penghargaa, serta bermakna bagi hidup dan kehidupan
sekarang dan yang akan datang.
B.
Pendekatan Inkuiri dalam
Pembelajaran Sains
1. Pengertian Inkuiri
Pembelajaran berbasis inkuiri adalah metode
pembelajaran yang dikembangkan sejak tahun 1960.Metode pembelajaran ini
dikembangkan untuk menjawab kegagalan bentuk pengajaran tradisonal, di mana
siswa dikehendaki untuk mengingat fakta-fakta muatan bahan pengajaran.Pembelajaran
inkuiri adalah suatu bentuk pembelajaran aktif, di mana kemajuan dinilai dengan
bagaimana siswa mengembangkan keterampilan eksperimental dan analitik dari pada
seberapa banyak pengetahuan yang mereka miliki.
Pembelajaran berbasis inkuiri atau sains pada intinya
mencakup keinginan bahwa pembelajaran seharusnya didasarkan pada
pertanyaan-pertanyaan siswa.Pembelajaran menginginkan siswa bekerja bersama
untuk menyelesaikan masalah daripada menerima pengajaran langsung dari guru.
Guru dipandang sebagai fasilitator dalam pembelajaran daripada bejana
bagipengetahuan. Pekerjaan guru dalam lingkungan pembelajaran inkuiri adalah
bukan menawarkan pengetahuan melainkan membantu siswa selama proses mencari
pengetahuan mereka sendiri.
Pembelajaran berbasis inkuiri telah berpengaruh besar
dalam pendidikan sains, dan biasa disebut sains berbasis inkuiri. Para ilmuwan
biasanya menggunakan proses inkuiri dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang
berkaitan dunia alam. Mereka menggunakan prinsip-prinsip, konsep-konsep, dan
teori-teori untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala yang terjadi di alam
semesta. Ketika siswa sedang belajar dengan menggunakan proses inkuiri, mereka
menggunakan ide-ide yang sama seperti ilmuwan gunakan bila mereka melakukan
penelitian. Siswa akan menjadi ilmuwan kecil.
Karakteristik dari pendekatan inkuiri ini adalah guru
tidak mengkomunikasikan pengetahuan, tetapi membantu siswa untuk belajar bagi
mereka sendiri, kemudian topik, masalah yang dipelajari, dan metode yang
digunakan untuk menjawab permasalahan dapat ditentukan oleh siswa, dapat
ditentukan oleh guru, dan dapat ditentukan bersama oleh siswa dan guru.
Pembelajaran inkuiri memberi tekanan pada ide-ide konstruktivis dari
belajar.Kemajuan belajar terbaik terjadi dalam situasi kelompok.
Inkuiri juga didefinisikan sebagai usaha mencari
kebenaran, informasi, atau pengetahuan dengan bertanya. Proses inkuiri memulai
dengan mengumpulkan informasi dan data dengan melibatkan panca indera seperti
melihat, mendengar, menyentuh, merasakan dan mencium. Sistem pendidikan
tradisional telah terlaksana dalam cara yang menghilangkan semangat proses
alami dari inkuiri. Siswa menjadi cenderung kurangmengajukan pertanyaan.Dalam
pengajaran tradisional, siswa belajar bukan untuk bertanya banyak pertanyaan,
melainkan mendengar dan mengulang jawaban yang diharapkan.
Beberapa kehilangan semangat proses belajar sains
muncul dari kurang pemahaman tentang hakekat dari pembelajaran berbasis
inkuiri. Bahkan hal ini cenderung memandang sebagai kegagalan pembelajaran.
Inkuiri yang efektif lebih daripada hanya bertanya. Suatu proses yang kompleks
terlibat bila setiap siswa berusaha untuk mengubah informasi dan data ke dalam
pengetahuan yang berguna. Penerapan pembelajaran inkuiri melibatkan beberapa
faktor seperti suatu konteks untuk pertanyaan, kerangka pertanyaan, fokus
pertanyaan, dan tingkat perbedaan pertanyaan.Pembelajaran inkuiri yang
dirancang baik menghasilkan bentuk pengetahuan yang dapat diterapkan secara
luas.
Pendekatan inkuiri adalah cara penyajian pelajaran
yang banyak melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya.
Menurut Sund, inkuiri adalah proses mental, dan dalam proses itu individu
mengasimilasi konsep dan prinsip-prinsip. Contoh konsep: inti sel,
kecepatan, panas, energi, masyarakat, demokrasi, tragedi, reaksi, segitiga, dan
lain-lain; contoh prinsip: logam bila dipanasi memuai, atau lingkungan
berpengaruh terhadap organisme; contoh proses-proses mental: mengamati,
menggolong-golongkan, membuat dugaan/menduga, menjelaskan, mengukur, menarik
kesimpulan, dan sebagainya.
5.
Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran
dengan Pendekatan Inkuiri
Pendekatan pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan
yang menekankan kepada pengembangan intelektual peserta didik. Ada beberapa
prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pendekatan pembelajaran
inkuiri:
A.
Berorientasi pada pengembangan
intelektual
Tujuan utama dari pendekatan inkuiri adalah
pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian pendekatan pembelajaran ini
selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
Oleh karena itu, kriteria keberhasilan dan proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana peserta didik
dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana peserta didik
beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari sesuatu yang harus
ditemukan oleh peserta didik melalui proses berpikir adalah sesuatu yang dapat
ditentukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh sebab itu setiap gagasan yang
harus dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.
B.
Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses
interaksi, baik interaksi antara peserta didik maupun interaksi peserta didik
dengan guru bahkan interaksi antar peserta didik dengan lingkungannya.
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai
sumber belajar, akan tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi
itu sendiri. Guru perlu mengarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan
kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuan guru untuk mengatur
interaksi memang bukan pekerjaan yang mudah. Sering guru terjebak oleh kondisi
yang tidak tepat mengenai proses interaksi itu sendiri.
C.
Prinsip bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan
pendekatan pembelajaran inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan
peserta didik untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan
bagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya
dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.Berbagai jenis dan teknik bertanya
perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu bertanya hanya sekedar untuk
meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan
kemampuan atau bertanya untuk menguji.
D.
Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan
tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni
proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan.
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksa
anak untuk berpikir logis dan rasional akan membuat anak dalam posisi kering
dan hampa. Oleh karena itu, belajar berpikir logis dan rasional perlu didukung
oleh pergerakan otak kanan, misalnya dengan memasukkan unsur-unsur yang dapat
mempengaruhi emosi, yaitu unsur estetika melalui proses belajar yang
menyenangkan dan menggairahkan.
E.
Prinsip keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai
kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja terjadi.Oleh sebab itu, anak perlu
diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika
dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang
menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.
Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada peserta
didik mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran
hipotesis yang diajukan.
6.
Jenis-jenis Pembelajaran dengan
Pendekatan Inkuiri
Metode penemuan (inkuiri) terdiri atas beberapa
jenis.Ada jenis metode penemuan yang masih banyak dibimbing atau diarahkan
guru, tetapi ada pula jenis metode penemuan di mana siswa banyak diberi
kebebasan dan dilepas oleh guru dalam melakukankegiatan-kegiatan
belajarnya.Moh. Amin menguraikan jenis-jenis inkuiri yang dapat dilakukan
seperti berikut:
A. Guided Inquiry (inkuiri terbimbing)
Pembelajaran dengan pendekatan guided inquiry
sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Selain itu guru menyediakan
kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Dalam
hal ini siswa tidak merumuskan problema, sementara petunjuk yang cukup luas
tentang bagaimana menyusun dan mencatat diberikan oleh guru. Umumnya guided
inquiry dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
1)
Problema untuk masing-masing kegiatan dapat dinyatakan sebagai
pertanyaan atau
pernyataan biasa.
2)
Konsep-konsep atau prinsip-prinsip
yang
harus ditemukan
siswa
melalui
kegiatan belajar harus dituliskan dengan jelas dan tepat.
3)
Alat/bahan harus disediakan sesuai
dengan kebutuhan setiap siswa, untuk melakukan kegiatan
4)
Diskusi pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa (kelas) untuk didiskusikan
sebelum para siswa melakukan kegiatan inkuiri
5)
Kegiatan metode inkuiri oleh siswa
berupa kegiatan percobaan penyelidikan
yang dilakukan oleh siswa untuk menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh
guru
6)
Proses berpikir kritis dan ilmiah menunjukkan tentang mental
operation siswa yang diharapkan selama kegiatan berlangsung
7)
pertanyaan yang bersifat open-ended
harus
berupa
pertanyaan yang
mengarah kepada
pengembangan tambahan kegiatan penyelidikan yang dapat dilakukan oleh siswa
8)
catatan guru berupa catatan-catatan
yang
meliputi:
penjelasan tentang hal-hal atau bagian-bagian yang sulit dari
kegiatan-kegiatan/pelajaran
B. Modified inquiry
Dalam metode
ini guru hanya memberikan problema saja.Biasanya disediakan pula bahan atau
alat-alat yang diperlukan, kemudian siswa diundang untuk memecahkannya melalui
pengamatan, eksplorasi dan atau melalui prosedur penelitian untuk memperoleh
jawabannya.Pemecahan masalah dilakukan atas inisiatif dan caranya sendiri
secara kelompok atau perseorangan. Guru berperan sebagai pendorong, narasumber
(resourse person), dan bertugas memberikan bantuan yang diperlukan untuk
menjamin kelancaran proses belajar siswa. Kegiatan-kegiatan belajar siswa
terutama ditekankan dengan eksplorasi, merancang, dan melaksanakan eksperimen.
Pada waktu
siswa melakukan proses belajarnya untuk mencari pemecahan atau jawaban masalah
itu, bantuan yang dapat diberikan guru ialah dengan teknik-teknik pertanyaan,
bukan berupa penjelasan. Ini dimaksudkan agar siswa tetap dirangsang berpikir
untuk mencari dan menemukan cara-cara penelitian yang tepat.Untuk itu berikanlah
pertanyaan-pertanyaan pengarah kepada pemecahan masalah yang perlu dilakukan
siswa.
C. Invitation into inquiry
Siswa
dilibatkan dalam proses pemecahan problema sebagaimana cara-cara yang lazim
diikuti oleh ilmuwan. Suatu undangan (invitation) memberikan suatu
problema kepada siswa, dan melalui pertanyaan masalah yang telah direncanakan
dengan hati-hati mengundang siswa untuk melakukan beberapa kegiatan atau kalau
mungkin semua kegiatan berikut:
1) Merancang eksperimen
2) Merumuskan hipotesis
3) Menetapkan kontrol
4) Menentukan sebab dan akibat
5) Menginterpretasi data
6) Membuat grafik
7) Menentukan peranan diskusi dan simpulan
dalam merencanakanPenelitian
9)
Mengenal bagaimana kesalahan
eksperimental mungkin dapat
dikurangi atau diperkecil
D. Pictorial riddle
Pendekatan
dengan menggunakan pictorial riddle adalah salah satu teknik atau metode
untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa di dalam situasi kelompok kecil
maupun besar. Gambar, peragaan, atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan
untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa. Suatu riddle
biasanya berupa gambar di papan tulis, papan poster, atau diproyeksikan dari
suatu transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle
tersebut.
Dalam membuat
rancangan (design) suatu riddle, guru harus mengikuti langkah sebagai
berikut:
1.
Memilih beberapa konsep atau prinsip
yang akan diajarkan atau
2.
Didiskusikan
3.
Melukiskan suatu gambar, menunjukkan
ilustrasi, atau menggunakan
4.
foto (gambar) yang menunjukkan
konsep, proses, atau situasi
5.
Suatu proses bergantian adalah untuk
menunjukkan sesuatu yang tidak
6.
sewajarnya, dan kemudian meminta
siswa untuk mencari dan menemukan mana yang salah dengan riddle
tersebut. Misalnya, tunjukkan suatu masyarakat petani di mana semua prinsip
ekologi disalahgunakan. Kemudian ajukan pertanyaan kepada siswa mengenai
hal-hal apa yang keliru atau salah dalam hubungan dengan segala sesuatu yang
telah dilakukan di dalam komunitas tersebut.
7.
Membuat pertanyaan-pertanyaan
berbentuk divergen yang berorientasi
proses dan berkaitan dengan riddle (gambar dan
sebagainya) yang akan membantu siswa memperoleh pengertian tentang konsep atau
prinsip apakah yang terlibat di dalamnya.
7.
Langkah-Langkah Pembelajaran dengan
Pendekatan Inkuiri
Secara umum
proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran inkuiri dapat
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana
atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan
agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Pada langkah pendekatan
pembelajaran inkuiri, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir
memecahkan masalah.Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat
penting.Keberhasilan pendekatan pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada
kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan
masalah.
2.
Merumuskanmasalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa
pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki
itu.Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan
masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang
tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pendekatan inkuiri,
oleh sebab melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat
berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
Dengan demikian, teka-teki yang menjadi masalah dalam inkuiri adalah teka-teki
yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan.
3.
Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai
jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya .Kemampuan atau potensi
individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu
itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk
menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala
individu dapat membuktikan tebakannya, maka ia sampai pada posisi yang dapat
mendorong untuk berpikir lebih lanjut.
4.
Mengumpulkan data
Mengumpulkan data
adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Dalam pendekatan
pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data
merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar
tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari
informasi yang dibutuhkan.
5.
Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban
yang dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Bahwa yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah
mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.
Disamping itu, menguji hipotesis juga
berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya jawaban yang
diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh
data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.
6.
Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan
temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan
kesimpulan merupakan akhir dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh
karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah
yang hendak dipecahkan.Oleh karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat
sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
8.
Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan
Inkuiri
A.
Beberapa kelebihan metode ini ialah:
a)
Strategi (model atau siasat)
pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat penyajian informasi oleh guru
kepada siswa sebagai penerima informasi yang baik tetapi proses mentalnya
berkadar rendah, menjadi pengajaran yang menekankan kepada proses pengolahan
informasi di mana siswa yang aktif mencari dan mengolah sendiri informasi
dengan kadarproses mental yang lebih tinggi atau lebih banyak.
b)
Pengajaran berubah dari teacher
centered menjadi student centered. Guru tidak lagi mendominasi
sepenuhnya kegiatan belajar siswa, tetapi lebih banyak bersifat membimbing dan
memberikan kebebasan belajar kepada siswa.
c)
Keuntungan metode ini adalah:
1.
Siswa akan mengerti konsep-konsep
dasar dan ide-ide lebih baik
2.
Membantu dalam menggunakan ingatan
3.
dan dalam transfer kepada
situasi-situasi proses belajar yang baru
4.
Mendorong siswa untuk berpikir dan
5.
bekerja atas inisiatifnya sendiri
6.
Mendorong siswa untuk berpikir
intuitif
7.
dan merumuskan hipotesisnya sendiri
8.
Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsic.
9.
Situasi proses belajar menjadi lebih
merangsang.
d)
Proses belajar meliputi semua aspek
yang menunjang siswa menuju kepada pembentukan manusia seutuhnya ( a fully
functioning person); misalnya di dalam situasi inkuiri, siswa tidak hanya
belajar tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip, tetapi ia juga mengalami
proses belajar tentang pengarahan diri sendiri, tanggung jawab, komunikasi
sosial.
e)
Proses belajar melalui kegiatan
inkuiri dapat membentuk dan mengembangkanpada diri siswa. Dengan demikian,
secara psikologis diri peserta didik akan merasa aman, terbuka terhadap
pengalaman-pengalaman baru, berkeinginan untuk selalu mengambil dan
mengeksplorasi (menjelajahi) kesempatan-kesempatan yang ada, lebih kreatif, dan
umumnya memiliki mental yang sehat.
f)
Menambah tingkat penghargaan siswa.
Tidak sedikit siswa yang mengeluh karena dia tidak dapat mengerjakan soal-soal
dari guru, atau prestasi belajarnya tidak baik. Akan tetapi dengan inkuiri
mungkin saja dia dapat mengerjakan soal-soal itu atau prestasi belajarnya
meningkat. Sering kita dengar siswa berkata bahwa ia dapat mengerjakan
tugas-tugas dengan caranya sendiri. Ini berarti ada hal-hal tertentu yang
ditemukannya untuk menyelesaikan tugas-tugas itu
.
g)
Penggunaan inkuiri memungkinkan
siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar yang tidak
hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
h)
Metode ini dapat mengembangkan
bakat/kecakapan individu.
i)
Metode ini dapat menghindarkan cara
belajar tradisional (menghafal) dan memberikan waktu yang memadai bagi siswa
untuk mengumpulkan dan mengolah informasi
j)
Metode ini dapat memperkaya dan
memperdalam materi yang dipelajari sehingga retensinya (tahan lama dalam
ingatan) menjadi lebih baik.
B.
Kekurangan metode ini adalah:
a)
Metode ini banyak memberikan
kebebasan kepada siswa dalam belajar, tetapi kebiasaan itu tidak berarti
menjamin bahwa siswa belajar dengan baik dalam arti mengerjakannya dengan
tekun, penuh aktivitas, dan terarah.
b)
Metode ini dalam pelaksanaannya
memerlukan penyediaan berbagai sumber belajar dan fasilitas yang memadai yang
tidak selalu mudah disediakan.
c)
Cara belajar siswa dalam metode ini
menuntut bimbingan guru yang lebih baik seperti pada waktu siswa melakukan
penyelidikan dan sebagainya. Dalam kondisi siswa banyak (kelas besar) dan guru
terbatas, agaknya metode ini sulit terlaksana dengan baik.
d)
Pemecahan masalah mungkin saja dapat bersifat
mekanistis, formalitas, dan membosankan. Apabila hal ini terjadi tidak menjamin
penemuan yang penuh arti.
C.
Pendekatan konstruktivisme
1.
Definisi pendekatan konstruktivisme
didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat
generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui
dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman
demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi
lebih dinamis. Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum
seperti:
Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
2.
Dalam konteks pembelajaran, pelajar
seharusnya membina sendiri
pengetahuan mereka.
3.
Pentingnya membina pengetahuan secara aktif
oleh pelajar sendiri melalui
proses saling mempengaruhi antara pembelajaran
terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
4.
Unsur terpenting dalam teori ini ialah
seseorang membina pengetahuan
dirinya secara aktif dengan cara membandingkan
informasi baru dengan
pemahamannya yang sudah ada.
Konstruktivisme merupakan satu pendekatan yang
didapati sesuai dipraktikkan dalam pengajaran dan pembelajaran sains.Dalam
pendekatan ini murid dianggap telah mempunyai idea yang tersendiri tentang
sesuatu konsep yang belum dipelajari.
Pandangan konstruktivisme tentang belajar IPA
1. Belajar sebagai perubahan konsepsi
Menurut pandangan konstruktivisme keberhasilan belajar
bergantung bukan hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada
pengetahuan awal siswa. Belajar melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa dari
apa yang mereka lakukan, lihat, dan dengar (West & Pines, 1985). Jadi
pembentukan makna merupakan suatu proses aktif yang terus berlanjut
2. Perubahan
Konsepsi dalam Pembelajaran IPA
Implikasi dari pandangan konstruktivisme disekolah
ialah pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke
siswa, namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata.
Jadi dalam belajar sains/IPA merupakanh proses konstruktiv yang menghendaki
partisipasi aktif dari siswa sehingga peran guru berubah, dari sumber dan
pemberi informasi menjadi pendiagonsis dan fasilitator belajar siswa.
Pembelajaran dan prespektif konstruktivisme mengandung empat kegiatan
inti, yaitu:
1)
berkaitan dengan prakonsepsi atau
pengetahuan awal (prior knowledge)
2)
mengandung kegiatan pengalaman nyata
(experience)
3)
melibatkan interaksi social (social
interation)
4)
terbentuknya kepekaan terhadap
lingkungan (sense making).
3. Pentingnya Konteks
Perlu diupayakan pembelajaran yang memungkinkan siswa dengan sadar mengubah apa yang diyakininya
yang ternyata tidak konsistan dengan konsep ilmiah.Dengan kata lain informasi
dan pengalaman yang dirancang guru-guru untuk siswa seharuanya koheren dengan
konsep yang dibawa anak atau disesuai kandengan pengetahuan siswa.
Perubahan konsepsi akan terjadi apabila kondisi yang
memungkinkan terjadinya perubahan konsepsi terpenuhi dan tersedia konteks ekologi konsep ekologi yang dimaksud
adalah sebagai berikut;
a)
Anak merasa tidak puas dengan
gagasan yang dimilikinya;
b)
Gagasan baru harus dapat dimengerti
(inteligible);
c)
Konsepsi yang baru harus masuk akal
(plausible);
d)
Konsepsi yang baru harus dapat
member suatu kegunaan (fruitful)
Seringkali diungkapkan bahwa menurut paradigma baru
pendidikan peran guru harus diubah, yaitu tidak sekedar menyampaikan materi
pelajaran kepada para siswanya, tetapi harus mampu menjadi mediator dan
fasilitator.Fungsi mediator dan fasilitator dapat dijabarkan dalam beberapa
tugas sebagai berikut.
1.
Menyediakan pengalaman belajar yang
memeungkinkan siswa
bertanggung jawab dalam membuat rancangan, proses, dan penelitian.
Karena itu memberi ceramah bukanlah tugas utama seorang guru.
2.
Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan
yang merangsang
keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan
gagasan-gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiah. Mereka menyediakan sarana
yang merangsang siswa berpikir secara produktif. Menyediakan kesempatan dan
pengalaman yang paling mendukung proses belajar siswa. Guru harus menyemangati
siswa. Guru perlu menyediakan pengalaman konflik..
3.
Memonitor, mengevaluasi, dan
menunjukkan apakah pemikiran si siswa
jalan atau tidak. Guru menunjukkan dan mempertanyakan
apakah pengetahuan siswa itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang
berkaitan. Guru membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan siswa.
D.
Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan
Konstruktivisme
Kelebihan dan Kekurangan dalam menggunakan model konstruktivisme
menurut Sidikadalah :
A.
Kelebihan
1.
Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secaraeksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan
dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya.
2.
Pembelajaran berdasarkan
konstruktivisme memberi pengalamanyang berhubungan dengan gagasan yang telah
dimiliki siswa atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa
agar siswa memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan memiliki
kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa terdorong untuk membedakan
dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa.
3.
Pembelajaran konstruktivisme memberi siswa
kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong siswa
berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan
teori,mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat.
4.
Pembelajaran berdasarkan
konstruktivisme memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar
siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks,
baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya memotivasi siswa untuk
menggunakan berbagai strategi belajar.
5.
Pembelajaran konstruktivisme
mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka setelah menyadari
kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan
gagasan mereka.
6.
Pembelajaran konstruktivisme
memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan
gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar.
B.
Kekurangan
1.
Siswa mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri, tidak jarang bahwa hasil konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil
konstruksi para ilmuan sehingga menyebabkan miskonsepsi.
2.
Konstruktivisme menanamkan agar
siswa membangun pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang
lama dan setiap siswa memerlukan penanganan yang berbeda-beda.
3.
Situasi dan kondisi tiap sekolah
tidak sama, karena tidak semua sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat
membantu keaktifan dan kreatifitas siswa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
penjelasan bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pengertian daripada
pendekatan, strategi, dan metode dalam proses belajar-mengajar adalah berbeda.
Namun dalam penerapannya ketiga hal tersebut saling berkaitan, sehingga banyak
orang menganggap bahwa itu adalah sama. Pendekatan pembelajaran itu sendiri
dapat diartikan sebagai titik tolak (guru) terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran. Dan Strategi Pembelajaran adalah pola umum atau perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Sedangkan metode pembelajaran adalah cara yang digunakan
oleh guru untuk mengaplikasikan strategi belajar yang sudah ditentukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Jadi jelaslah bahwa
ketiganya memang berbeda.
B. Saran
Sebagai calon seorang guru yang
nantinya akan mengajar dalam kelas, kita harus memiliki wawasan yang luas,
tentang bagaimana cara mengajar yang menarik bagi siswa dan tidak membosankan.
Setelah membaca makalah ini, disarankan kita dapat menggunakan metode mengajar
yang sesuai dengan situasi dan keadaan kelas, sehingga proses belajar-mengajar
dapat berjalan dengan optimal
Langganan:
Postingan (Atom)